Buat
temen-temen yang sedang mencari materi tentang sejarah perkembangan
CT-Scan, saya mencoba membuat tulisan tentang sejarah perkembangan CT
Scan dengan bahasa yang mungkin mudah dipahami oleh kita semua, semoga
bermanfaat..
Awal perkembangan CT-Scan bermula dari tanggal 11 Agustus 1895, yaitu dengan ditemukannya radiasi sinar-x oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman yang bernama Wilhem Conrad Rontgen (1845-1923) yang langsung dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Nobel pada saat itu.
Sinar-x
adalah merupakan gelombang electromagnet yang mempunyai panjang
gelombang berkisar antara 10 nm – 100 pm. Sinar-x mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
· Memiliki daya tembus yang besar.
· Dapat diserap oleh materi (tergantung nomor atomnya).
· Memiliki efek fotografi (dapat menghitamkan film).
· Dapat menimbulkan efek fluorosensi (memendarkan fosfor).
· Dapat dibelokkan / dihamburkan (difraksi sinar-x)
· Menimbulkan ionisasi.
Sinar-x
memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur dari tubuh
manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi / pembedahan. Namun sinar-x
pada masa ini juga memiliki keterbatasan, yaitu, gambar yang dihasilkan
merupakan superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga
tidak dapat menggambarkan jaringan lunak. Selain itu ada juga masalah
lainnya yaitu, pada teknik radiografi konvensional, jika dua buah obyek
yang memiliki besar yang berbeda, dapat tampak sama besar jika hanya
dilhat dari satu sudut pandang saja. Dan masalah lainnya, jika dua buah
obyek yang berbeda ukuran dan terletak dalam satu garis lurus sinar-x,
maka organ yang kecil tidak dapat terlihat, karena tertutup obyek yang
lebih besar.
Pada
tahun 1920, dikembangkan suatu teknik yang berusaha memisahkan gambaran
overlapping dari suatu organ yang diperiksa yang dinamakan Tomografi.
Teknik yang dikembangkan adalah dengan menggerakkan tabung sinar-x dan
film dalam kaset secara bersamaan, dan menggunakan fulcrum sebagai titik
focus dari organ yang akan diperiksa. Organ yang ada di bagian atas dan
bawah obyek yang diperiksa akan tampak blur (samar) sedangkan objek
yang diperiksa akan tampak lebih jelas. Teknik Tomografi ini digunakan
pertama kali pada tahun 1935.
Namun
demikian teknik ini masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu hanya
area tertentu saja yang berada pada bidang focus yang dapat terlihat
jelas, dan bidang-bidang lainnya yang tidak berada pada bidang focus
tidak dapat terlihat dengan jelas. Sedangkan dunia ilmu pengetahuan
terus berkembang dengan pesat. Ilmu kedokteran modern membutuhkan
gambaran yang mampu menampilkan organ dengan lebih jelas tidak hanya
pada organ yang diperiksa, melainkan juga organ lain disekitarnya.
Pada
tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose yang bekerja di
Central Research Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan Gambar klinis
pertama dengan CT-Scan (Computed Tomography Scan). Dan merupakan tanda
awal dari dimulainya era baru perkembangan diagnostic imajing.
Pada
tahun 1974, enam puluh unit CT terpasang. Awalnya pemeriksaan yang
dilakukan hanya terbatas pada CT kepala saja. Dan pada tahun 1975
diperkenalkan pertama kali sebuah Whole Body scanner (CT-Scan seluruh
tubuh) yang digunakan untuk penunjang klinis . Pada tahun 1979,
Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel.
Pada
tahun 1989, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan pemeriksaan klinis
pertama dengan menggunakan Spiral CT. Dan pada tahun 1998 mulailah
diperkenalkan alat Multi Slice CT (MSCT) dengan 4 slice. Pada tahun
2000 dikembangkan PET/CT system, kemudian di tahun 2001 telah
dikembangkan CT Scan 16 slice. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT
Scan 64 slice dan telah lebih dari 40000 instalasi CT untuk aplikasi
klinik.
Teknik
pencitraan CT sama sekali berbeda dengan teknik pencitraan radiologi
biasa (konvensional). Computed Tomography atau CT adalah sebuah proses
radiologi untuk menghasilkan gambaran dari potongan melintang
(trans-axial) tubuh pasien. Dua buah karakteristik baru yang ada pada
gambar yang dihasilkan pada CT adalah peralatan digital yang
menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan mempresentasikan volume /
informasi 3 Dimensi.
Namun
pencitraan CT Scan juga masih mengalami kendala terhadap organ – organ
yang mempunyai densitas hampir sama. Misalnya adalah kasus tumor pada
jaringan, dimana gambaran tumor sulit dibedakan dengan jaringan
sekitarnya. Demikian juga pencitraan system peredaran darah, system
urinaria (saluran kencing), dan masih banyak lagi kasus – kasus
pemeriksaan CT Scan yang sulit divisualisasikan secara baik dengan
pemeriksaan CT Scan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka mulailah
dilakukan penelitian untuk memperoleh hasil pencitraan CT Scan yang
dapat membedakan suatu organ yang diperiksa dengan organ lain
disekitarnya dengan menambahkan suatu zat yang dianggap mampu
memvisualisasikan organ – organ yang mempunyai densitas hampir sama.
Zat tersebut dinamakan “Contrast Media” atau Bahan Kontras.
Pada postingan berikutnya telah saya tuliskan tentang kelanjutan dari tulisan ini yaitu tentang Sejarah Penggunaan Bahan Kontras Dalam RadiografiREFERENSI :
Siemens
Medical, Computed Tomography History and Technology, 2006
Kartawiguna,
Daniel, Teknik Pesawat Pemindai Tomografi Komputer, 2010
Materi Kuliah Program D-4 Jurusan Teknik
Radiografi
0 komentar:
Posting Komentar