![]() |
DR. HARRY:
Cor – normal
-Diaphragm elevasi
Pulmo:
-Sinus normal tajam
-Hilus kanan normal, kiri tertutup perselubungan
-Bronchovaskuler kanan normal, kiri tertutup perselubungan
-Perselubungan opaque homogen diffuse di seluruh lapang paru kiri
-Trakea deviasi ke kiri
-Paru kanan hyperlusen
-Volume paru kanan bertambah
-Bronchovuskuler berkurang
-KESAN : ATELEKTASIS DENGAN EMFISEMA KOMPENSATORI
|
Senin, 10 Juni 2013
THORAX
Categories
TEKRAD
PEMERIKSAAN CT-SCAN THORAX
Indications:
Evaluasi variasi sistemik atau kelainan thorax; deteksi / follow up tumor/cancer (Limphoma, Carcinoma bronchus).
Objectives: Mendapatkan gambaran yang jelas antara jaringan dan pembuluh darah di daerah thorax (Enhancement kontras) dan dapat membedakan daerah mediastinum dan struktur hillar dengan baik.
Dibuat dari area apex paru sampai dengan dibawah sinus costoprenicus atau beberapa klinisi menginginkan sampai daerah supra renalis untuk pemeriksaan post kontrasnya.
Strategy: Pemberian kontras sebanyak 60-80 ml , 300 mg/ml di suntikan dengan flow rendah 1,5 -2,5 ml/dtk dan sedapat mungkin berdurasi lama (> 30 detik) untuk memastikan didapatnya fase kontras saat scan berlangsung pada daerah pembuluh darah thorax. Pemberian flushing (NaCl) disarankan untuk mengurangi artifact dari perivena (SVC), selain itu disarankan pula untuk melakukan scanning dengan arah caudo-cranial.
Untuk menentukan delay scan dibuat dengan rumus :Delay = t INJ+5 s - t SCAN
Strategy:
Sangat dibutuhkan kontras dengan konsentrasi tinggi (350-370) untuk dapat memberikan pembeda yang jelas antara vascular dengan jaringan lainnya terutama kelainan yang ada di daerah arteri dan kelainan intraluminalis. .
Pemberian kontras dengan flow rate 3-4 ml/detik (dengan injektor) dibutuhkan jika kontras yang digunakan dengan konsentrasi standar (300-350). Tapi jika menggunakan kontras dengan konsentrasi diatas 350 flow rate dapat diturunkan menjadi 2,5 - 3 ml/detik. Pemberian Saline (NaCl) flushing disarankan (30-50 ml dengan flow rate yang sama).
Delay scan diatur dengan rumus sbb: Delay = t INJ+3s – t SCAN
Post processing dibuat 2 window yaitu : Mediastinum (Jaringan) à 30smooth dan Lung (Bronchus) à 70 sharp.
Ketebalan irisan : 8 – 10 mm untuk dicetak di film (+ 2-4 lembar)
Jika menginginkan gambaran coronal dan sagital yang baik dibutuhkan data rekonstruksi dengan irisan yang tipis 1 - 1,5 mm selanjutnya diproses di aplikasi 3D.
Evaluasi variasi sistemik atau kelainan thorax; deteksi / follow up tumor/cancer (Limphoma, Carcinoma bronchus).
Objectives: Mendapatkan gambaran yang jelas antara jaringan dan pembuluh darah di daerah thorax (Enhancement kontras) dan dapat membedakan daerah mediastinum dan struktur hillar dengan baik.
Dibuat dari area apex paru sampai dengan dibawah sinus costoprenicus atau beberapa klinisi menginginkan sampai daerah supra renalis untuk pemeriksaan post kontrasnya.
Strategy: Pemberian kontras sebanyak 60-80 ml , 300 mg/ml di suntikan dengan flow rendah 1,5 -2,5 ml/dtk dan sedapat mungkin berdurasi lama (> 30 detik) untuk memastikan didapatnya fase kontras saat scan berlangsung pada daerah pembuluh darah thorax. Pemberian flushing (NaCl) disarankan untuk mengurangi artifact dari perivena (SVC), selain itu disarankan pula untuk melakukan scanning dengan arah caudo-cranial.
Untuk menentukan delay scan dibuat dengan rumus :Delay = t INJ+5 s - t SCAN
t INJ : waktu/durasi penyuntikan
t SCAN : Waktu/durasi scan
Pulmonary Arteries
Indications: Acute
pulmonary embolism, chronic thrombo-embolic pulmonary hypertension
(CTEPH), pulmonary arteriovenous malformations (AVM), pulmonary artery
aneurysms, and arteriovenous fistulas.Objectives: Mendapatkan
gambaran dengan enhancement kontras pada daerah Arteri Pulmonum yang
diharapkan dapat mendeteksi adanya kelainan vascular , menunjukan adanya
filling defect atau mural thrombus.
Sangat dibutuhkan kontras dengan konsentrasi tinggi (350-370) untuk dapat memberikan pembeda yang jelas antara vascular dengan jaringan lainnya terutama kelainan yang ada di daerah arteri dan kelainan intraluminalis. .
Pemberian kontras dengan flow rate 3-4 ml/detik (dengan injektor) dibutuhkan jika kontras yang digunakan dengan konsentrasi standar (300-350). Tapi jika menggunakan kontras dengan konsentrasi diatas 350 flow rate dapat diturunkan menjadi 2,5 - 3 ml/detik. Pemberian Saline (NaCl) flushing disarankan (30-50 ml dengan flow rate yang sama).
Delay scan diatur dengan rumus sbb: Delay = t INJ+3s – t SCAN
t INJ : waktu/durasi penyuntikan
.t SCAN : Waktu/durasi scan
Untuk
pasien dengan gangguan pada sirkulasi jantung (CardioCirculatory
distress/CTEPH), disarankan dengan flowrate rendah, sebab adanya
gangguan fungsi pada cardiac outputnya akan mempengaruhi gambaran
kontrasnya
Prosedur umum :
Topogram: AP, dengan panjang area topo : 512 mm.
Posisi Pasien :
Pasien
di posisikan supine, lengan tangan diposisikan nyaman di atas samping
kepala (bersandar pada bantal)., kaki nyaman dengan pengganjal di lutut.
Pemeriksaan dibarengi dengan aba-aba : Tarik Nafas – Tahan – Nafas biasaPost processing dibuat 2 window yaitu : Mediastinum (Jaringan) à 30smooth dan Lung (Bronchus) à 70 sharp.
Ketebalan irisan : 8 – 10 mm untuk dicetak di film (+ 2-4 lembar)
Jika menginginkan gambaran coronal dan sagital yang baik dibutuhkan data rekonstruksi dengan irisan yang tipis 1 - 1,5 mm selanjutnya diproses di aplikasi 3D.

Categories
TEKRAD
Endokrinologi Anak

1. Anak dengan perawakan pendek dibandingkan lingkungan & Keluarganya.
2. Pubertas Prekoks yaitu pubertas yang terjadi lebih awal dari normal
3. UDT (Undercendens Testis) yaitu testis yang tidak turun
4. DSD (Hermaprodit) yaitu kelainan pembentukan kelamin, jenis kelamin
yang tidak jelas.
5. CAH (Hormon Testoteron yang berlebihan pada tubuh)
6. Genecomostia yaitu pembesaran payudara pada laki-laki
7. Obesitas
8. Hypothyroid & Hyperthyroid
9. Pubertas terlambat
10. Diebetes militus pada anak
11. Mikropenis
12. Kelainan hormon lainnya.
SUMBER ; http://www.rsabhk.co.id/pelayanan/poliklinik/endokrinologi-anak.html
Categories
KESEHATAN
Respirologi (Paru) Anak
Fungsi utama saluran napas (respiratorik) adalah uniuk pertukaran gas.
Melalui hidung dan pipa-pipa napas, paru mengatur masuknya oksigen (02)
dan udara, dan keluarnya gas hasil proses pembakaran (C02) dan tubuh.
Untuk menjalankan fungsi tersebut diperlukan saluran napas yang paten,
mulai dari hidung hingga alveoli (tempat pertukaran gas). Gangguan oleh
sebab apapun seperti inflamasi, obstruksi mekanis, infeksi, alergi dan
lain-lain akan menyebabkan gangguan fungsi tersebut.
Penyakit paru dan saluran napas
terdiri dari penyakit infeksi (disebabkan oleh kuman) dan penyakit
non-infeksi (tidak disebabkan kuman), dapat timbul mendadak akut atau
menahun (kronis), dari yang ringan sampai berat.
Keluhan gangguan paru dan saluran napas pada anak antara lain :
1. Batuk lama dan atau berulang,
2. Sesak napas,
3. Napas berbunyi,
4. Nyeri dada,
5. Berat badan sulit naik.
Semua keluhan di atas sering kali menyebabkan gangguan kegiatan di sekolah, pada saat belajar, bermain atau berolahraga. Oleh karena itu lebih baik melakukan pencegahan dan penanganan dini.
Untuk mengetahui secara jelas gangguan atau penyakit pada paru dan
saluran napas pada seorang anak, maka dilakukan beberapa pemeriksaan
antara lain :
1. Pemeriksaan fisis2. Pemeriksaan penunjang seperti:
• Pemeriksaan laboratorium darah atau dahak (bila perlu),
• Foto Rontgen dada dan atau saluran napas/sinus paranasalis,
• Uji faal paru (Spirometri),
• Uji Tuberkulin (Mantoux),
• Uji kulit alergi (Skin Prick Test),
• Rontgen lain termasuk USG, CT-Scan, Scintigrafi,
• Bronkoskopi (bersamaTHT).
SUMBER ; http://www.rsabhk.co.id/pelayanan/poliklinik/respirologi-paru-anak.html
Categories
KESEHATAN
SISTEM SIRKULASI
- 1. SISTEM SIRKULASI
- 2. Fungsi Umum Sistem Sirkulasi : 1. Transportasi mengedarkan makanan, O2, hormon ke seluruh tubuh dan membawa limbah metabolisme 2. Regulasi 3. Pertahanan Sistem sirkulasi terdiri dari : sistem cardiovasculare dibentuk oleh jantung dan pembuluh darah: arteri dan vena) beserta sistem respirasi Sistem limfatik SISTEM SIRKULASI Dibentuk oleh: Darah jantung pembuluh darah (arteri, vena dan kapiler)
- 3. back
- 4. JANTUNG modifikasi pembuluh darah,organ musculer; karakteristik otot jantung dinding terdiri dari : endocardium: tersusun oleh endothelium dan jaringan elastis myocardium: lapisan otot jantung tebal di ventrikel pericardium: selaput jantung Visceral (epicardium) Parietal : terdiri dari jaringan ikat dan mesotelium mendapat supply darah dari arteri coronaria Jantung terdiri dari dua jenis ruangan: atrium = dinding tipis = reservoar (menerima darah) ventrikel = dinding tebal = pemompa (memompa darah) letak: cavitas pericardiale kontraksi: myogenik, ritmik
- 5. Kontraksi jantung: mulai dari nodus SA pacemaker (di atrium kanan) nodus AV (atrioventricular) di ventrikel kanan menyebabkan serabut-serabut di ventrikel (serabut Purkinje) memompa darah Bundle His tjd aliran darah
- 6.
- 7.
- 8. back
- 9. JANTUNG KATUP JANTUNG
- 10.
- 11. Sistem peredaran darah vertebrata Ikan Jantung : 1A, 1 V Peredaran darah tunggal Sinus venosus conus aorta
- 12. Sinus Venosus Conus Arteriosus
- 13. katak Peredaran darah transisional Jantung: 2A,1 V
- 14. Amphibia, reptil
- 15. mamalia Peredaran darah ganda Jantung: 2 A, 2 V
- 16. Sirkuit pulmoner dan sirkuit sistemik back
- 17. Pembuluh darah Arteri Vena
- 18. vasa vasorum - pembuluh-pembuluh nutrien, dalam tunika adventisia sampai ke tunika media Sinusoid saluran khusus diantara pembuluh-pembuluh Menghubungkan arteriola dengan venula ( limfa dan sumsum tulang) menghubungkan venula dengan venula (pada hati) dilapisi selapis sel endotel, membrana basalis sgt tipis, terdapat celah diantara sel endotel & sel fagosit
- 19. ARTERI pembuluh darah membawa darah menjauhi jantung dinding berotot dan elastis mengembang saat dilewati darah Tunika media tebal memelihara bentuk pembuluh darah Tunika adventisia tipis
- 20. Tipe Arteri Arteria tipe elastis / arteria konduksi Ukuran besar Contoh: aorta (arteri yg paling besar) d: 2.5 cm, arteri pulmonalis, arteri karotis komunis, arteri subklavia 2. Arteria tipe muscular/ arteria distribusi Ukuran kecil Arteria tipe muscular sangat banyak, diameter: 10 – 0,1 mm, otot polos di tunika media tebal Distribusi darah ke seluruh organ 3. Arteriola diameter < 100 mikron Dinding terdiri 1 – 3 lapis otot polos sirkuler Mengatur tekanan darah dan distribusi darah ke kapiler
- 21.
- 22.
- 23. VENA mengangkut darah (dari seluruh tubuh dan paru) ke jantung (mulai dari kapiler) dinding kurang berotot dan kurang elastis Tunika Media lebih tipis, lebih banyak serabut kolagen shg kurang dpt mengembang/menyempit Dibanding arteri yg sepadan : diameter lebih besar, tapi dinding lebih tipis struktur lebih bervariasi Terdapat katub untuk mencegah membaliknya aliran darah
- 24. Tipe Vena Vena ukuran Besar: cth: vena cava inf, d: 3 cm 2. Vena ukuran Sedang 3. Vena ukuran Kecil cth: venula, d ± 20 mikron
- 25.
- 26. SISTEM PORTAE sistem pembuluh yang terletak diantara dua jala-jala kapiler contoh: tiga macam system vena portae : SP hepatis, SP Renalis dan SP Hipotalamus-Hipofisis Vena cap. Tract. Dig SPH Vena Capilaria hepar Pankreas, Lien Vena Cap. Cauda SPR Vasa Capilaria Ren Vena Cap Hyphothalamus SP Hyp-hyp sinusoid ant hipofisis jantung
- 27. SPH
- 28. STRUKTUR HISTOLOGI PEMBULUH DARAH Umumnya terdiri 3 lapisan/ tunika; dari dalam keluar: Tunika Intima paling dalam tdr selapis sel endotel pipih diatas membrana basalis lapisan subintima/subendotel: serat fibro-elastic halus pada arteri besar : lamina elastika interna Tunika Media bagian tengah,umumnya paling tebal jaringan di sekitar tunika intima : jar ikat fibrosa tdr serat kolagen, retikulin,elastis, fibroblas, sel-sel otot polos unsur utama: otot polos yg tersusun melingkar / berupa pilinan padat Tunika Adventisia - Lapisan terluar jaringan fibro-elastis memanjang dan memilin serat elastin lamina elastica eksterna
- 29.
- 30. 1. Besar (arteri konduksi, elastis) Tunika Intima : endotel lapisan bergerigi, polygonal, saling berkait subintima/subendotel : tebal; banyak serat elastin (fibroelastic) lamina elastica interna tidak nyata Tunika Media Lapisan otot polos melingkar Jaringan serat reticuler, elastic, serat kolagen Tunika Adventisia Tipis, otot polos longitudinal, serat elastic Vasa vasorum 2. Sedang (tipe Muscular ) Tunika intima : Endotel pipih Lamina elastica interna jelas, melipat-lipat Tunika Media : Tebal, 30 – 40 lapisan serat otot polos melingkar Sedikit jaringan elastis, tanpa serat kolagen Tunika Adventisia: Tebal Lamina elastica eksterna Arteri
- 31.
- 32. 3. Arteriola Tunika Intima - endotel pipih, lamina elastica interna ada pada arteriola besar, tdk ada pd arteriola kecil Tunika media - serat otot polos tersusun spiral, lamina elastika external ada pada arteriola besar, tdk ada pd arteriola kecil Tunika Adventisia - jar ikat kolagen dan konektif
- 33.
- 34. Vena dibanding arteri : lumen >> ; dinding << tunika media dan adventisia tidak jelas dilengkapi katub lipatan dari tunika intima bentuk lebih lonjong (lebih mudah kolaps) Letak lebih dalam, tanpa denyut
- 35.
- 36.
- 37.
- 38. Kapiler Darah dibatasi sel endotel pipih diatas membrana basalis, tepi sel bergerigi, saling mengisi, inti sel menonjol ke lumen diameter lumen : 8-10 mikron darah bergerak ke satu aliran; di tempat tertentu sangat tipis / berlubang; misal pd glomerulus ginjal, dan pleksus koroid, tanpa tunika media/adventisia ada dua tipe : utuh (kontinua) dan bertingkap (fenestra) 1. utuh: filamen kontraktil pada sitoplasma permukaan lumen dilengkapi filopodia banyak vesikel pada: kulit, jaringan ikat, otot, otak dan paru 2. Bertingkap (fenestra) sel endotel tipis, filamen kontraktil sedikit sitoplasma berlubang-lubang ditutupi selaput dari lamina basal lebihi permeable pada: glomerulus ginjal, kelenjar endokrin, vili
- 39. Pd sinusoid
- 40. Sistem sirkulasi pd fetus
- 41.
- 42. SISTEM LIMFATIK Terdiri: saluran penghantar : - kapiler limfe, pembuluh limfe, cairan limfe, lymph heart (bbrp sp) Kelenjar limfoid : limfonodus, tonsil, limfa, thymus Fungsi: Mengumpulkan cairan interstitial dan mengembalikannya ke sistem sirkulasi Transport lemak dari sistem pencernaan ke sistem sirkulasi
- 43.
- 44.
- 45. Struktur Pembuluh Limfe Kecil : Serupa kapiler darah Selapis endotel, membrana basalis sangat tipis / tidak ada Besar : mirip vena kecil Tunika intima: sel endotel dan lapisan jaringan ikat tipis Tunika Media: serat otot polos sirkuler Tunika Adventisia: jaringan fibrosa sedikit serat otot polos Lebih banyak katub yg berasal dari pelipatan endotel Umumnya mudah kolaps sehingga sukar dilihat
SUMBER ;http://www.slideshare.net/MarAtusSoleha/sistem-sirkulasi
Categories
ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM URINARIA
- 1. SISTEM URINARIA &SISTEM INTEGUMEN
- 2. ANATOMI SISTEM URINARIA Apa itu sistem urinaria?->Urinaria adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat – zat yang tidak tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat – zat yang masih dipergunakan oleh tubuh...
- 3. Terdiri dari :- Ginjal menghasilkan urin- Ureter menyalurkan urin dari ginjal ke kandung kemih/vesika urinaria/bladder- Kandung kemih sebagai penampung- Uretra mengeluarkan urin dari kandung kemih
- 4. A. Ginjal a. Letak dan tampilan: - Terletak pada dinding posterior abdomen, terutama di daerah lumbal, di sebelah kanan dan kiri tulang belakang, dibungkus lapisan lemak yang tebal, di belakang peritoneum
- 5. - Kedudukan :setinggi V.Th 12 sampai L.3, ginjal kanan lebih rendah dari kiri- Ukuran : panjang 6-7,5 cm, tebal 1,5-2,5 cm, berat 140 gram.- Bentuk : seperti biji kacang, sisi dalam cekung (hilum) merupakan tempat masuk dan keluar pembuluh-pembuluh ginjal.
- 6. b. Struktur Ginjal : - Ginjal terbungkus oleh kapsula renalis yang terdiri dari jaringan fibrous berwarna ungu tua, lapisan luar disebut korteks, dan lapisan dalam disebut medula. - Bagian medula tersusun atas 15-16 massa berbentuk kerucut disebut piramida renalis.Puncak-puncaknya (papila renalis) langsung mengarah ke hilum dan berakhir di kalises. Kalises ini yang menghubungkan dengan pelvis renalis.
- 7. - Struktur terkecil dari ginjal disebut nefron yang terdiri dari : glomerulus/ badan Malpighi, kapsula Bowman, tubulus proksimal, lengkung Henle, tubulus distaldan tubulus kolektivus (penampung).
- 8. - Selain nefron, struktur ginjal juga berisipembuluh-pembuluh darah. Arteri renalisyang merupakan cabang dari aortaabdominalis mengalirkan darah masuk keginjal. Arteri tsb bercabang-cabangmenjadi arteriol afferen dan membentuksimpul.Inilah yang disebut glomerulus.Sebuah pembuluh efferen meninggalkanglomerulus dan bercabang-cabangmembentuk jaringan kapiler di sekelilingtubulus ginjal.
- 9. - Kapiler-kapiler ini kemudian bergabunglagi membentuk vena renalis, yangmembawa darah dari ginjal ke vena kavainferior.
- 10. c. Fungsi ginjal :1. Memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksit.2. Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme hasil akhir dari protein ureum,kreatin dan amoniak.3. Mengatur keseimbangan cairan dan konsentrasi garam dalam darah.4. Mempertahankan keseimbangan asam basa darah.5. Pengaturan konsentrasi ion-ion penting.6. Menghasilkan hormon Eritopoetin untuk produksi sel darah merah.7. Mengatur tekanan darah
- 11. B. Ureter- Merupakan saluran fibromuskular yang mengalirkan urin dari ginjal ke kandung kemih. Sebagian terletak dalam rongga abdomen dan sebagian terletak dalam rongga pelvis.- Terdiri dari 2 saluran pipa, masing-masing bersambung dari ginjal ke kandung kemih (vesika urinaria).- Tebal setebal tangkai bulu angsa, panjang 35-40 cm.
- 12. - Lapisan dinding ureter terdiri dari :a. Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)b. Lapisan tengah lapisan otot polosc. Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa- Bermula dari hilum kemudian berjalan kebawah melalui rongga abdomen ke dalamrongga pelvis dengan arah obliq, danbermuara di posterior kandung kencing.
- 13. - Dinding kandung kemih terdiri dari lapisan: a. Lapisan sebelah luar (peritoneum) b. Lapisan otot (tunika muskularis) c. Tunika submukosa d. Lapisan bagian dalam (lapisan mukosa)- Ada 3 saluran yang berhubungan dengan kandung kencing, yaitu 2 ureter yang bermuara ke dalam kandung kencing dan 1 uretra yang keluar dari kandung kencing.
- 14. C. Kandung Kemih- Terletak di belakang simfisis pubis, di dalam rongga panggul.- Bentuknya seperti buah pir (kendi).- Bagian terbawah disebut basis, bagian atas (fundus) naik kalau kandung kencing mengembang karena urin,puncaknya (apeks) mengarah ke depan bawah dan berada di belakang simfisis pubis.
- 15. - Daerah segitiga antara 2 lubang ureter dan 1 lubang uretra ini disebut trigonum vesika urinaria.
- 16. - Pada wanita, kandung kemih terletak di antara simfisis pubis, uterus dan vagina. Dari uterus kandung kemih dipisahkan oleh lipatan peritoneum, membentuk suatu ruang yang disebut cavum Douglas.
- 17. D. Uretra- Merupakan saluran membranosa sempit yang berpangkal pada kandung kemih yang berfungsi menyalurkan urin keluar tubuh.- Lubang tempat keluar urin disebut meatus uretra, terdiri atas serabut otot yang melingkar membentuk sfingter uretra.
- 18. - Uretra pada pria : Berjalan berkelok-kelok melalui tengah-tengah prostate kemudian menembus lapisan fibrosa ke bagian penis. Digunakan sebagai tempat pengaliran urin dan sistem reproduksi.
- 19. Uretra pada pria terdiri dari : a. Uretra prostatika b. Uretra membranosa c. Uretra kavernosa Lapisan uretra pria terdiri dari : a. Lapisan mukosa (lapisan paling dalam) b. Lapisan submukosa Panjang : 17-22,5 cm
- 20. - Uretra pada wanita : Terletak di belakang simfisis pubis, berjalan miring sedikit kearah atas. Hanya berfungsi sebagai tempat menyalurkan urin. Lapisan uretra wanita terdiri dari : a. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar) b. Lapisan spongeosa c. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) Panjang : 2,5 – 3,5 cm
- 21. PEMBENTUKAN DAN EKSKRESI URINA. Urin Sifat fisik urin : - Jumlah ekskresi dalam 24 jam ±1.500 cc tergantung dari pemasukan (intake) dan faktor lainnya. - Warna : Bening kuning muda, tergantung dari kepekatan, diet, obat-obatan dan sebagainya, dan bila dibiarkan akan menjadi keruh. - Bau : amoniak - Berat jenis : 1,015-1,020. - Reaksi : asam
- 22. Komposisi urin :a. Air, kira-kira 95-96%b. Benda padat (4%) : organik (ureum,asam urat, kreatin), anorganik(natrium,kalium, klorida, sulfat, magnesium, danfosfor)c. Pigmen (bilirubin, urobilin)d. Toksine. Hormon
- 23. B. Tahap Pembentukan Urina. Proses filtrasi Terjadi di glomerulus. Permukaan afferent lebih besar dari permukaan efferent → penyerapan darah.b. Proses reabsorpsi Terjadi secara pasif (obligator reabsorpsi) pada tubulus atas → penyerapan kembali sebagian besar glukosa, sodium, klorida, fosfat, dan beberapa ion bikarbonat. Terjadi secara aktif (reabsorpsi fakultatif) pada tubulus bawah → penyerapan kembali sodium dan ion bikarbonat. Sisanya dialirkan pada papilla renalis.c. Proses sekresi Sisa penyerapan pada tubulus → pelvis ginjal → ke luar.
- 24. C. Tahap Pembuangan Urin (Mikturisi) Urin(170-230 cc) → distensi kandung kemih → refleks kontraksi dinding kandung kemih, relaksasi sfingter internus, dan relaksasi sfingter eksternus → pengosongan kandung kemih(miksi).
- 25. Sistem Integumen Merupakan organ terbesar, tertipis, & sangat penting. Mampu memperbaiki sendiri (self-repairing) & mekanisme pertahanan tubuh pertama (pembatas antara lingkungan luar tubuh dg dalam tubuh) Pd orang dewasa: luas=1,6- 1,9 m2; tebal= 0,05-0,3cm
- 26. Fungsi Sistem Integumen PELINDUNG: dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, & mekanik, kimia, atau suhu PENERIMA SENSASI: sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu PENGATUR SUHU: menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin & meningkatkan kehilangan panas saat suhu panas FUNGSI METABOLIK: menyimpan energi: cadangan lemak: sintesis vitamin D EKSKRESI & ABSORPSI
- 27. Struktur Kulit1. Epidermis2. Dermis Lapisan subkutan/ hipodermis/fasia superfisial jaringan lemak & areolar• Kulit tipis kulit yg menutupi sbgn besar permukaan tubuh• Kulit tebal kulit yg menutupi telapak tangan & kaki
- 28. EpidermisDibentuk oleh 5 lapis sel epitel:1. Stratum corneum terdiri dari sel skuamosa yg sangat tipis; mengandung keratinosit2. Stratum lucidum Terdiri dari keratinosit yg bersih, tdk berinti, & tdk jelas batas antar selnya; sel berisi materi spt gel (eleidin) yg akan diubah mjd keratin; eleidin lemak berikatan dg protein menghambat masuk/keluarnya air; pd kulit tipis lapisan ini tdk ada.3. Stratum granulosum Proses keratinisasi dimulai dari lapisan ini. Tdd 2-4 lapis sel yg berisi granul (keratohyalin) yg dibutuhkan untuk pembentukan keratin. Sitoplasma sel memiliki kadar enzim lysosom yg tinggi, inti sel tdk ada & berdegenerasi. Pada kulit tipis lapisan ini tidak ada.
- 29. 4. Stratum spinosum Tdd 8-10 lapis sel yg berbentuk tdk teratur (polyhedral). Sel pd lapisan ini kaya akan RNA yg menginisiasi sintesis protein untuk produksi keratin.5. Stratum basale Terdiri dari 1 lapis sel kolumnar yg dapat mengalami mitosis aktivitas regenerasi sel berpindah dari lapisan terbawah ke paling atas Stratum germinativum (growth layer) stratum spinosum + stratum basale
- 30. Dermis Terdiri dari lapis tipis papil & retikular tebal Lapisan dermis lebih tebal drpd epidermis Bnyak terdapat di jaringan saraf & ujung- ujung saraf reseptor sensori somatik Bnyak terdapat pembuluh darah regulasi suhu tubuh
- 31. Dermis...1. Lapisan papil (dermal papillae)2. Lapisan retikular - tdd retikulum jaringan serat kolagen (terbanyak) & serat elastin - tmpt menempelnya serat otot rangka (wajah & kulit kepala) & otot polos (arrector pili muscles/ akar rambut) - tdpt reseptor sensori somatik (rasa nyeri, tekanan, sentuhan, & suhu.
SUMBER : http://www.slideshare.net/djuwahir/anatomi-fisiologi-sistem-urinaria
Categories
ANATOMI FISIOLOGI
Rabu, 05 Juni 2013
Bahaya Radiasi Komputer
Komputer kini telah banyak digunakan oleh masyarakat umum, baik di
perkantoran maupun di perumahan. Karena dianggap dapat memudahkan suatu
perkerjaan. Komputer juga banyak dipakai oleh berbagai profesi, seperti
desainer, pengajar, akuntan, fotografer, dan masih banyak lagi. Karena
dianggap komputer memiliki multi fungsi.
Namun dibalik keserbagunaannya, komputer juga dapat merusak kesehatan kita, terutama mata. Karena radiasi yang dikeluarkan oleh monitor atau komputer itulah yang dapat mengganggu kesehatan mata. Seiring dengan perkembangan teknologi, radiasi komputer pun dapat diminimalis. Dahulu layar monitor komputer berbentuk seperti balok, sangat besar dan radiasi yang dihasilkan juga cukup besar. Namun sekarang layar monitor sudah ramping dan radiasinya pun sudah semakin kecil, atau sering disebut dengan layar LCD.
Lalu bagaimana cara mengurangi bahaya radiasi komputer? Berdasarkan penelitian tingkat pancaran gelombang elektromagnet terhadap kesehatan, disarankan agar tidak menempatkan peralatan elektronik rumah tangga terlalu memusat, terutama TV, komputer dan kulkas yang sebaiknya tidak dipusatkan dalam satu ruang atau saling berdekatan karena bisa meningkatkan dosis radiasi dalam jumlah yang berlebihan. Untuk itu posisi peletakan komputer dalam tata ruang sangat penting. Bagian belakang layar komputer jangan sampai menghadap orang lain, karena radiasi komputer paling besar ada di belakang layar, sedangkan didepan layar memiliki tingkat radiasi paling rendah. Bagi pengguna komputer juga disarankan untuk rajin mencuci muka dan tangan, berolahraga ringan agar tubuh hangat setelah berjam-jam di depan komputer.
Untuk menjaga mata kita dari radiasi komputer cukup mudah:
Para pakar kesehatan mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari dimana-mana terdapat radiasi gelombang elektromagnet. Sehingga semua orang harus mampu melindungi diri secara inisiatif, tapi tak perlu merasa terlalu tegang dan ketakutan, meski akibat gelombang elektromagnet dapat menimbulkan kanker dan penyakit lain.
SUMBER :http://hotmoneymurgani.blogspot.com/2010/08/bahaya-radiasi-komputer.html
Namun dibalik keserbagunaannya, komputer juga dapat merusak kesehatan kita, terutama mata. Karena radiasi yang dikeluarkan oleh monitor atau komputer itulah yang dapat mengganggu kesehatan mata. Seiring dengan perkembangan teknologi, radiasi komputer pun dapat diminimalis. Dahulu layar monitor komputer berbentuk seperti balok, sangat besar dan radiasi yang dihasilkan juga cukup besar. Namun sekarang layar monitor sudah ramping dan radiasinya pun sudah semakin kecil, atau sering disebut dengan layar LCD.
Lalu bagaimana cara mengurangi bahaya radiasi komputer? Berdasarkan penelitian tingkat pancaran gelombang elektromagnet terhadap kesehatan, disarankan agar tidak menempatkan peralatan elektronik rumah tangga terlalu memusat, terutama TV, komputer dan kulkas yang sebaiknya tidak dipusatkan dalam satu ruang atau saling berdekatan karena bisa meningkatkan dosis radiasi dalam jumlah yang berlebihan. Untuk itu posisi peletakan komputer dalam tata ruang sangat penting. Bagian belakang layar komputer jangan sampai menghadap orang lain, karena radiasi komputer paling besar ada di belakang layar, sedangkan didepan layar memiliki tingkat radiasi paling rendah. Bagi pengguna komputer juga disarankan untuk rajin mencuci muka dan tangan, berolahraga ringan agar tubuh hangat setelah berjam-jam di depan komputer.
Untuk menjaga mata kita dari radiasi komputer cukup mudah:
- Dengan menjaga jarak mata anda ke komputer, minimal 30cm.
- Atur tinggi rendahnya layar agar sejajar dengan mata
- Mengatur warna dan pencahayaan layar agar tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap
- Pencahayaan disekitar komputer pun harus mencukupi, jangan menggunakan komputer di ruangan yang gelap
- Gunakan monitor yang berbentuk LCD/Plasma
- Konsumsi makanan yang mengandung vitamin A
Para pakar kesehatan mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari dimana-mana terdapat radiasi gelombang elektromagnet. Sehingga semua orang harus mampu melindungi diri secara inisiatif, tapi tak perlu merasa terlalu tegang dan ketakutan, meski akibat gelombang elektromagnet dapat menimbulkan kanker dan penyakit lain.
SUMBER :http://hotmoneymurgani.blogspot.com/2010/08/bahaya-radiasi-komputer.html
Categories
BAHAYA RADIASI
Bahaya Radiasi Ponsel, Mulai Dari Kanker Otak Hingga Bunuh Sperma
Dampak penggunaan ponsel masih menyisakan perdebatan panjang hingga saat
ini. Ada pihak yang menyakini bahwa radiasi ponsel dapat mengganggu
kesehatan. Namun, ada juga yang bersikukuh bahwa ponsel tidak berbahaya.
Walau masih dalam perdebatan, tapi tak ada salahnya jika kita lebih bijaksana saat menggunakan ponsel untuk menghindari bahaya radiasinya. Seperti yang dikutip dari detikinet, ada beberapa penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh radiasi telepon genggam. Apa saja?
1. Kanker Otak
World Health Organization (WHO) mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform. Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat, menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia. Mereka menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel.
2. Risiko Pada Anak
Laporan dari International EMF (Electromagnetic Field) Collaborative yang ditulis kelompok peneliti internasional pernah mengakui adanya kemungkinan munculnya kanker akibat terstimulasi penggunaan ponsel, terlebih bagi anak-anak. "Kami menyarankan perhatian yang lebih besar bagi anak-anak yang memakai ponsel karena jaringan otak mereka masih dalam tahap perkembangan," ujar Terry Svain dari Occupation and Environmental Cancer Committee.
3. Risiko Terhadap Ibu Hamil
Para peneliti di Yale University mempelajari efek radiasi yang dihasilkan dari perangkat genggam dengan melakukan percobaan kepada tikus yang sedang hamil. Studi ini untuk menentukan mengenai kemungkinan cacat perkembangan bagi bayi yang terkena paparan radiasi ponsel cukup lama.
Setelah melakukan sejumlah penelitian, kesimpulan sementara adalah paparan radiasi pada ponsel dalam jangka tertentu ternyata dapat menyebabkan bayi yang lahir mengalami dampak negatif pada otak, dan besar terkena risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD sendiri merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
4. 'Membunuh' Sperma
Para pakar di pusat kesehatan Cleveland Clinic, Amerika Serikat memaparkan, produksi sperma pada pria terpengaruh oleh frekuensi pemakaian ponsel. Semakin lama pria memakai ponsel, semakin besar kemungkinan produksi sperma mengalami gangguan. Kesimpulan tersebut diambil dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal 'Fertility and Sterility'.
Para peneliti melibatkan sampel sebanyak 361 pria dalam kurun waktu satu tahun. Menurut Dr. Ashok Agarwal yang memimpin penelitian ini, penurunan produksi sperma ini otomatis berpengaruh terhadap tingkat kesuburan pria dalam menghasilkan keturunan. Ia memaparkan, lelaki yang memakai ponsel dalam waktu empat jam atau lebih tiap harinya, mengalami produksi sperma yang sangat rendah.
Dilansir FoxNews, penurunan jumlah sperma ini diduga disebabkan oleh gelombang elektromagnetis ponsel. Meski demikian, seperti yang sering terjadi pada penelitian semacam ini, lagi-lagi belum ada bukti yang benar-benar pasti mengenai kesimpulan para dokter tersebut.
SUMBER :http://wolipop.detik.com/read/2012/12/14/070050/2118248/1135/bahaya-radiasi-ponsel-mulai-dari-kanker-otak-hingga-bunuh-sperma
Walau masih dalam perdebatan, tapi tak ada salahnya jika kita lebih bijaksana saat menggunakan ponsel untuk menghindari bahaya radiasinya. Seperti yang dikutip dari detikinet, ada beberapa penyakit yang mungkin bisa disebabkan oleh radiasi telepon genggam. Apa saja?
1. Kanker Otak
World Health Organization (WHO) mengungkapkan radiasi ponsel dapat menyebabkan kanker otak. Radiasi ponsel dikategorikan sama dengan zat karsinogenik berbahaya seperti timbal, asap knalpot, dan kloroform. Penelitian dilakukan oleh tim yang terdiri dari 31 ilmuwan dari 14 negara, termasuk Amerika Serikat, menemukan cukup bukti untuk mengkategorikan radiasi ponsel sebagai sejenis zat berbahaya bagi manusia. Mereka menemukan bukti peningkatan glioma dan peningkatan resiko kanker otak akustik neuroma bagi pengguna ponsel.
2. Risiko Pada Anak
Laporan dari International EMF (Electromagnetic Field) Collaborative yang ditulis kelompok peneliti internasional pernah mengakui adanya kemungkinan munculnya kanker akibat terstimulasi penggunaan ponsel, terlebih bagi anak-anak. "Kami menyarankan perhatian yang lebih besar bagi anak-anak yang memakai ponsel karena jaringan otak mereka masih dalam tahap perkembangan," ujar Terry Svain dari Occupation and Environmental Cancer Committee.
3. Risiko Terhadap Ibu Hamil
Para peneliti di Yale University mempelajari efek radiasi yang dihasilkan dari perangkat genggam dengan melakukan percobaan kepada tikus yang sedang hamil. Studi ini untuk menentukan mengenai kemungkinan cacat perkembangan bagi bayi yang terkena paparan radiasi ponsel cukup lama.
Setelah melakukan sejumlah penelitian, kesimpulan sementara adalah paparan radiasi pada ponsel dalam jangka tertentu ternyata dapat menyebabkan bayi yang lahir mengalami dampak negatif pada otak, dan besar terkena risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). ADHD sendiri merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak hingga menyebabkan aktifitas anak-anak yang tidak lazim dan cenderung berlebihan.
4. 'Membunuh' Sperma
Para pakar di pusat kesehatan Cleveland Clinic, Amerika Serikat memaparkan, produksi sperma pada pria terpengaruh oleh frekuensi pemakaian ponsel. Semakin lama pria memakai ponsel, semakin besar kemungkinan produksi sperma mengalami gangguan. Kesimpulan tersebut diambil dari penelitian yang dipublikasikan di jurnal 'Fertility and Sterility'.
Para peneliti melibatkan sampel sebanyak 361 pria dalam kurun waktu satu tahun. Menurut Dr. Ashok Agarwal yang memimpin penelitian ini, penurunan produksi sperma ini otomatis berpengaruh terhadap tingkat kesuburan pria dalam menghasilkan keturunan. Ia memaparkan, lelaki yang memakai ponsel dalam waktu empat jam atau lebih tiap harinya, mengalami produksi sperma yang sangat rendah.
Dilansir FoxNews, penurunan jumlah sperma ini diduga disebabkan oleh gelombang elektromagnetis ponsel. Meski demikian, seperti yang sering terjadi pada penelitian semacam ini, lagi-lagi belum ada bukti yang benar-benar pasti mengenai kesimpulan para dokter tersebut.
SUMBER :http://wolipop.detik.com/read/2012/12/14/070050/2118248/1135/bahaya-radiasi-ponsel-mulai-dari-kanker-otak-hingga-bunuh-sperma
Categories
BAHAYA RADIASI
Rabu, 22 Mei 2013
Istilah-istilah Lain Alat Medis CT Scan
Berikut adalah beberapa istilah lain dari CT Scan yang telah kita kenal selama ini :
1. Computed / Computerized Tomography (CT)
1. Computed / Computerized Tomography (CT)
2. Computed Axial Tomography (CAT)
3. Computerized Aided Tomography
4. Computerize Transverse Axial Tomography (CTAT)
5. Recontructive Tomography (RT)
6. Computed Transmission Tomography (CAT)
7. Ditetapkan oleh "Radiology and American Journal of Roentgenology" dengan istilah Computed Tomography (CT)
Categories
ct-scan
Sejarah Perkembangan CT-Scan
Buat
temen-temen yang sedang mencari materi tentang sejarah perkembangan
CT-Scan, saya mencoba membuat tulisan tentang sejarah perkembangan CT
Scan dengan bahasa yang mungkin mudah dipahami oleh kita semua, semoga
bermanfaat..
Awal perkembangan CT-Scan bermula dari tanggal 11 Agustus 1895, yaitu dengan ditemukannya radiasi sinar-x oleh seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman yang bernama Wilhem Conrad Rontgen (1845-1923) yang langsung dinobatkan sebagai pemenang penghargaan Nobel pada saat itu.
Sinar-x
adalah merupakan gelombang electromagnet yang mempunyai panjang
gelombang berkisar antara 10 nm – 100 pm. Sinar-x mempunyai sifat-sifat
sebagai berikut :
· Memiliki daya tembus yang besar.
· Dapat diserap oleh materi (tergantung nomor atomnya).
· Memiliki efek fotografi (dapat menghitamkan film).
· Dapat menimbulkan efek fluorosensi (memendarkan fosfor).
· Dapat dibelokkan / dihamburkan (difraksi sinar-x)
· Menimbulkan ionisasi.
Sinar-x
memungkinkan orang pertama kali untuk melihat struktur dari tubuh
manusia bagian dalam tanpa melakukan operasi / pembedahan. Namun sinar-x
pada masa ini juga memiliki keterbatasan, yaitu, gambar yang dihasilkan
merupakan superimposisi (overlap) dari obyek yang diamati dan juga
tidak dapat menggambarkan jaringan lunak. Selain itu ada juga masalah
lainnya yaitu, pada teknik radiografi konvensional, jika dua buah obyek
yang memiliki besar yang berbeda, dapat tampak sama besar jika hanya
dilhat dari satu sudut pandang saja. Dan masalah lainnya, jika dua buah
obyek yang berbeda ukuran dan terletak dalam satu garis lurus sinar-x,
maka organ yang kecil tidak dapat terlihat, karena tertutup obyek yang
lebih besar.
Pada
tahun 1920, dikembangkan suatu teknik yang berusaha memisahkan gambaran
overlapping dari suatu organ yang diperiksa yang dinamakan Tomografi.
Teknik yang dikembangkan adalah dengan menggerakkan tabung sinar-x dan
film dalam kaset secara bersamaan, dan menggunakan fulcrum sebagai titik
focus dari organ yang akan diperiksa. Organ yang ada di bagian atas dan
bawah obyek yang diperiksa akan tampak blur (samar) sedangkan objek
yang diperiksa akan tampak lebih jelas. Teknik Tomografi ini digunakan
pertama kali pada tahun 1935.
Namun
demikian teknik ini masih mempunyai beberapa kekurangan, yaitu hanya
area tertentu saja yang berada pada bidang focus yang dapat terlihat
jelas, dan bidang-bidang lainnya yang tidak berada pada bidang focus
tidak dapat terlihat dengan jelas. Sedangkan dunia ilmu pengetahuan
terus berkembang dengan pesat. Ilmu kedokteran modern membutuhkan
gambaran yang mampu menampilkan organ dengan lebih jelas tidak hanya
pada organ yang diperiksa, melainkan juga organ lain disekitarnya.
Pada
tahun 1972, Godfrey N. Hounsfield dan J. Ambrose yang bekerja di
Central Research Lab of EMI, Ltd di Inggris menghasilkan Gambar klinis
pertama dengan CT-Scan (Computed Tomography Scan). Dan merupakan tanda
awal dari dimulainya era baru perkembangan diagnostic imajing.
Pada
tahun 1974, enam puluh unit CT terpasang. Awalnya pemeriksaan yang
dilakukan hanya terbatas pada CT kepala saja. Dan pada tahun 1975
diperkenalkan pertama kali sebuah Whole Body scanner (CT-Scan seluruh
tubuh) yang digunakan untuk penunjang klinis . Pada tahun 1979,
Hounsfield dan Cormack dianugerahi hadiah nobel.
Pada
tahun 1989, W.A. Kalender dan P. Vock melakukan pemeriksaan klinis
pertama dengan menggunakan Spiral CT. Dan pada tahun 1998 mulailah
diperkenalkan alat Multi Slice CT (MSCT) dengan 4 slice. Pada tahun
2000 dikembangkan PET/CT system, kemudian di tahun 2001 telah
dikembangkan CT Scan 16 slice. Pada tahun 2004 dikembangkan teknik CT
Scan 64 slice dan telah lebih dari 40000 instalasi CT untuk aplikasi
klinik.
Teknik
pencitraan CT sama sekali berbeda dengan teknik pencitraan radiologi
biasa (konvensional). Computed Tomography atau CT adalah sebuah proses
radiologi untuk menghasilkan gambaran dari potongan melintang
(trans-axial) tubuh pasien. Dua buah karakteristik baru yang ada pada
gambar yang dihasilkan pada CT adalah peralatan digital yang
menghasilkan gambaran digital dan gambar irisan mempresentasikan volume /
informasi 3 Dimensi.
Namun
pencitraan CT Scan juga masih mengalami kendala terhadap organ – organ
yang mempunyai densitas hampir sama. Misalnya adalah kasus tumor pada
jaringan, dimana gambaran tumor sulit dibedakan dengan jaringan
sekitarnya. Demikian juga pencitraan system peredaran darah, system
urinaria (saluran kencing), dan masih banyak lagi kasus – kasus
pemeriksaan CT Scan yang sulit divisualisasikan secara baik dengan
pemeriksaan CT Scan. Untuk mengatasi hal tersebut, maka mulailah
dilakukan penelitian untuk memperoleh hasil pencitraan CT Scan yang
dapat membedakan suatu organ yang diperiksa dengan organ lain
disekitarnya dengan menambahkan suatu zat yang dianggap mampu
memvisualisasikan organ – organ yang mempunyai densitas hampir sama.
Zat tersebut dinamakan “Contrast Media” atau Bahan Kontras.
Pada postingan berikutnya telah saya tuliskan tentang kelanjutan dari tulisan ini yaitu tentang Sejarah Penggunaan Bahan Kontras Dalam RadiografiREFERENSI :
Siemens
Medical, Computed Tomography History and Technology, 2006
Kartawiguna,
Daniel, Teknik Pesawat Pemindai Tomografi Komputer, 2010
Materi Kuliah Program D-4 Jurusan Teknik
Radiografi
Categories
ct-scan
Langganan:
Postingan (Atom)